Penggunaan Sildenafil pada Pasien Disfungsi Ereksi (Impotensi)

Posted by Anonymous

Definisi disfungsi ereksi

Disfungsi ereksi yang dikenal juga dengan sebutan impotensi adalah suatu ketidakmampuan untuk mendapatkan atau menjaga agar tetap ereksi untuk berhubungan seksual.



Penyebab disfungsi ereksi

Disfungsi ereksi dapat disebabkan oleh psikis (stress), obat (misalnya golongan diuretik untuk antihipertensi seperti hidroklorotiazid karena dapat menghambat aliran darah ke penis), hormonal (kekurangan hormon testosteron sehingga mangalami penurunan libido), komplikasi penyakit (diabetes mellitus, hipertensi), pola hidup tidak sehat (merokok, alkoholik)





Penatalaksanaan terapi

Dalam terapi disfungsi ereksi, yang menjadi sasaran terapi (bagian yang akan diterapi) adalah ereksi penis. Berdasarkan sasaran yang diterapi, maka tujuan terapi adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas ereksi penis yang nyaman saat berhubungan seksual. Kualitas yang dimaksud adalah kemampuan untuk mendapatkan dan menjaga ereksi. Sedangkan kuantitas yang dimaksud adalah seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menjaga ereksi (waktu untuk tiap-tiap orang berbeda untuk mencapai kepuasan orgasme,tidak ada waktu normal dalam ereksi).



Sebelum memilih terapi yang tepat, perlu diketahui penyebab atau faktor resiko pada pasien yang berperan dalam menyebabkan munculnya disfungsi ereksi. hal ini terkait dengan beberapa penyebab disfungsi ereksi yang terkait. Dengan demikian, jika diketahui penyebab disfungsi ereksi yang benar maka dapat diberikan terapi yang tepat pula. Terapi untuk disfungsi ereksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu terapi tanpa obat (nonfarmakologis-pola hidup sehat dan menggunakan alat ereksi seperti vakum ereksi) dan terapi menggunakan obat (farmakologis).



Yang pertama kali harus dilakukan oleh pasien disfungsi ereksi harus memperbaiki pola hidup menjadi sehat. Beberapa cara dalam menerapkan pola hidup sehat antara lain olah raga, menu makanan sehat, kurangi dan hindari rokok atau alkohol, menjaga kadar kolesterol dalam tubuh, mengurangi berat badan hingga normal), dan mengurangi stres. Jika dengan menerapkan pola hidup sehat, pasien sudah mengalami peningkatan kepuasan ereksi maka pasien disfungsi ereksi tidak perlu menggunakan obat atau vakum ereksi.


Obat-obatan yang digunakan untuk pengobatan disfungsi ereksi antara lain golongan phosphodiesterase inhibitor5 (sildenafil, vardenafil, dan tadalafil), alprostadil (disuntikkan di penis-intracevernosal dan dimasukkan dalam ureter-intrauretral), papaverine, trazodone, dan dengan testosteron replacing hormone

(penambahan homon estrogen). Obat yang digunakan sebagai obat pilihan untuk pengobatan disfungsi ereksi adalah sildenafil. Sildenafil



Nama generik :sildenafil



Merk dagang : Viagra®



Golongan : phosphodiesterase inhibitor5



Penggunaan :harus dengan resep dokter



Ketersediaan bentuk generik : tidak ada



Bentuk sediaan :

Tablet Viagra salut film, berwarna biru, bentuk bulat, atau seperti intan.



Kekuatan tiap tablet :25 mg, 50 mg, dan 100 mg



Penyimpanan : tablet Viagra disimpan dalam suhu ruangan (15-300C)



Indikasi :

Sildenafil diindikasikan untuk terapi disfungsi ereksi (impotensi) yang disebabkan secara organik (karena penyakit pada sistem vaskuler-hipertensi, sistem saraf atau hormonal) dan psikis.



Dosis dan aturan pakai:

Dewasa; dosis yang dianjurkan adalah 25-100 mg/hari. Untuk pengobatan yang pertama kali diberikan dosis sebesar 50 mg 30 menit-4 jam sebelum berhubungan seksual. Jika dibutuhkan dosis dapat ditambah 25 mg dan maksimal dosis 100 mg/hari. Sildenafil digunakan hanya sekali dalam sehari (dosis maksimal 100mg.hari) dan berefek maksimal jika digunakan pada saat perut kosong.



Efek sildenafil akan muncul setelah 30 menit-1jam pemberian sildenafil dan durasi efeknya selama 4 jam. Ketika sildenafil digunakan bersamaan dengan makanan (terlebih daging) maka efek yang timbul akan lebih lama sekitar 2 jam kemudian setelah pemberian sildenafil.



Kontraindikasi :

Sildenafil tidak boleh digunakan pada pasien dengan fungsi ereksi normal karena dapat menyebabkan ereksi terlalu lama/prolong erection (menimbulkan nyeri yang sangat pada penis); pasien yang menggunakan nitrat (isosorbid dinitrat/mononitrat-untuk pengobatan angina pektoris) karena dapat meningkatkan efek hipotensi dari nitrat sehingga tekanan darah menjadi terlalu rendah (shock hipotensi), pasien dengan terapi simetidin, eritromisin, ketoconazole, itraconazole karena meningkatkan resiko munculnya efek samping sildenafil



Efek samping :

Efek samping sildenafil tidak sering muncul. Efek samping sidenafil antara lain: muka memerah, pusing, nyeri perut, mual, diare, sensitif pada cahaya (fotosensitif), kepekaan mendengar berkurang, kepala pening.



Peringatan :

Tidak dianjurkan untuk anak. Pasien dengan riwayat sakit jantung (aritmia, pernah mengalami serangan jantung, hipertensi) perlu monitoring dan modifikasi dosis. Pasien dengan penurunan fungsi ginjal atau penurunan fungsi hepar : dosis awal dikurangi menjadi 25 mg/hari. Hati-hati pada pasien yang mengalami kerusakan penis dan pasien yang mempunyai bentuk sel darahnya bulan sabit (sickle cell disease).



Informasi bagi pasien:

* Pasien diberi informasi jika tidak berefek untuk meningkatkan ereksi harus kembali ke dokter
* Pasien diharapkan kembali ke dokter jika efek ereksi melebihi 4 jam.
* Pasien harus mematuhi aturan pakai

Daftar Pustaka

1. Lee Mary, Erectile Dysfunction, in Dipiro, J. T., 2001, Pharmacotherapy : A Pathophysiologic Approach, 6th, The McGraw-Hill Inc., United State of America
2. Tatro, David S., PharmD, 2003, A to Z Drug Facts, Facts and Comparisons, San Franscisco
3. Chan, Paul D. M.D., 2004, Treatment Guidelinesfor Medicine and Primary Care, New Current Clinical Strategies, California