MAKALAH Penggunaan Antasid Pada Pasien Tukak Lambung

Posted by Anonymous

Pernahkah anda merasa mual, perut sebah, kembung, dan panas seperti terbakar saat terlambat makan? Lebih lanjut, apakah rasa tidak enak pada perut itu hilang setelah mengkonsumsi makanan atau antasid atau rasa tidak enak itu tetap bertahan walaupun perut sudah diisi makanan? Bisa jadi yang anda rasakan ini merupakan gejala awal terjadinya tukak lambung. Untuk lebih memastikan memang tukak lambung, biasanya penderita akan terbangun pada malam hari karena rasa nyeri di ulu hati. Sebenarnya apa sih tukak lambung itu? Apa penyebab tukak lambung? Bagaimana terjadinya? Gejala apa saja yang dirasakan? Siapa saja yang bisa terserang? Apa saja obatnya? Pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut tukak lambung akan dibahas lebih lanjut dalam artikel ini.

Apa penyebab tukak lambung?

Infeksi bakteri H. pylori dan penggunaan obat anti inflamasi non steroid (NSAID) menjadi penyebab utama terjadinya tukak lambung. H. pylori merupakan bakteri gram negatif berbentuk spiral yang hidupnya pada bagian gastrum antrum. Bakteri ini bersifat patogen. H. pylori menghasilkan sitotoksin yang dapat memecah pertahanan mukus kemudian menempel di sel epitel lambung atau usus 12 jari. Di lambung, bakteri akan menghasilkan karbondioksida, amonia dan produk lain seperti protease, katalase, dan fosfolipase yang bersifat toksik. Produk-produk yang dihasilkan akan terakumulasi sehingga merusak pertahanan mukosa lambung dan menyebabkan ulcerasi atau tukak. Selain H. pylori, penggunaan obat NSAID (contohnya aspirin, piroxicam, ibuprofen, meloxicam, celecoxib, trisalicylate, dll) menjadi penyebab lain dari tukak lambung. Menurut Dipiro, obat NSAID dapat menyebabkan tukak lambung melalui 2 cara, mengiritasi epitelium lambung secara langsung atau melalui penghambatan sintesis prostaglandin. Namun, penghambatan sintesis prostaglandin merupakan faktor dominan penyebab tukak lambung oleh NSAID. Prostaglandin merupakan senyawa yang disintesis di mukosa lambung yang melindungi fungsi fisiologis tubuh seperti fungsi ginjal, homeostasis, dan mukosa lambung. Faktor lain yang memicu tukak lambung adalah kebiasaan merokok dan stress. Bagaimana rokok memicu tukak lambung? Berdasarkan pustaka, mekanisme yang terjadi belum diketahui pasti namun diduga produksi prostaglandin pada lambung dihambat sehingga perlindungan terhadap mukosa lambung berkurang dan resiko tukak meningkat. Stress dapat memicu tukak lambung karena dalam kondisi stress sangat dimungkinkan orang akan melakukan tindakan yang beresiko terjadinya tukak lambung seperti merokok, mengkonsumsi obat NSAID atau alkohol. Selain itu diperkirakan dalam kondisi stress, hormon adrenalin akan meningkat produksinya mengakibatkan produksi asam oleh reseptor asetilkolin meningkat pula, efeknya asam lambung pun juga meningkat.

Gejala apa saja yang dirasakan?

Secara umum, gejala tukak lambung yang dialami sama seperti yang sudah dijelaskan di atas antara lain rasa panas pada perut, sebah, mual, tidak tahan makanan berlemak, nyeri pada bagian ulu hati yang akan hilang setelah mengkonsumsi makanan. Selain terbangun di malam hari karena nyeri yang dirasakan, rasa nyeri di ulu hati yang hilang setelah mengkonsumsi makanan merupakan gejala spesifik pada tukak lambung yang dapat mempermudah diagnosis. Tanda-tanda seperti anemia, anoreksia maupun penurunan berat badan yang terjadi menunjukkan adanya komplikasi atau terdapat suatu penyakit berbahaya yang membutuhkan tes endoskopi segera.

Siapa saja yang bisa terserang tukak lambung?

Berdasarkan penelitian di Amerika, kira-kira 500.000 orang tiap tahunnya menderita tukak lambung dan 70% diantaranya berusia 25-64 tahun. Sebanyak 48% penderita tukak lambung disebabkan karena infeksi H. pylori dan 24% karena penggunaan obat NSAID. Infeksi bakteri H. pylori jarang terjadi pada anak-anak namun kebanyakan tukak lambung yang menyerang anak-anak terjadi pada usia antara 8 dan 17 tahun. Di Indonesia sendiri belum ada data mengenai infeksi bakteri ini.

Apa saja obat yang bisa digunakan untuk terapi?

Tujuan dari terapi tukak lambung adalah untuk mengurangi serta menetralkan asam lambung, menghilangkan faktor penyebab, meringankan atau menghilangkan nyeri epigastrik, mencegah kekambuhan, memperkuat sistem perlindungan mukosa, dan mencegah terjadinya komplikasi yang serius (hemoragi, perforasi, obstruksi). Sasaran dari terapi tukak lambung adalah faktor penyebab terjadinya tukak yaitu bakteri H. pylori dan asam lambung berlebih. Selain itu pertahanan mukosa juga menjadi sasaran terapi. Untuk mencapai tujuan terapi tersebut dapat dilakukan beberapa strategi dalam terapi, antara lain penggunaan obat untuk hipersekresi dan penetralan asam lambung, penggunaan obat yang memperkuat sistem perlindungan mukosa, penggunaan obat yang dapat mencegah senyawa pencetus dan faktor penyebab, penggunaan obat untuk menghilangkan nyeri epigastrik, penggunaan obat untuk mencegah kekambuhan dan penggunaan obat untuk mencegah komplikasi. Terapi yang digunakan ada 2 cara, yaitu terapi nonfarmakologis dan farmakologis. Untuk terapi nonfarmakologis dengan cara mengurangi atau menghilangkan stress, berhenti merokok dan menggunakan obat NSAID, menghindari makanan pencetus tukak seperti makanan pedas, kafein, dan alkohol. Apabila terjadi komplikasi dilakukan operasi. Sedangkan terapi farmakologisnya dapat menggunakan beberapa golongan obat yaitu, golongan Pompa Proton Inhibitor (PPI), Antagonis Reseptor Histamin H2, Sucralfate, Antasida, Analog Prostaglandin. Selain itu, kombinasi dua antibiotik dengan PPI untuk eradikasi (pembasmian) H. pylori. Sesuai dengan judulnya, artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai obat golongan antasid. Sebelum lahirnya obat PPI dan Antagonis Reseptor Histamin H2, antasid digunakan untuk mengobati tukak lambung dan dispepsia (gangguan pencernaan). Hingga saat ini antasid masih digunakan untuk menghilangkan rasa panas dalam perut serta dispepsia. Antasid merupakan basa lemah yang bereaksi dengan asam lambung membentuk garam dan air. Selain menetralkan asam lambung, antasid juga meningkatkan pertahanan mukosa lambung dengan memicu produksi prostaglandin pada mukosa lambung. Obat antasid dapat digolongkan menjadi antasid dengan kandungan alumunium dan magnesium (alumunium hidroksida, magnesium hidroksida, trisilikat), antasid dengan kandungan natrium bikarbonat, antasid dengan kandungan bismuth dan kalsium. Simetikon ditambahkan pada antasid untuk meringankan rasa kembung.

Obat pilihan

Nama Generik : Antasida DOEN

Nama Dagang di Indonesia : Mylanta®/Mylanta Forte®

Indikasi : Gangguan pencernaan, rasa panas pada ulu hati, lambung perih, meredakan hiperasiditas yang berhubungan dengan tukak lambung, gastritis, esofagitis peptik & hernia hiatal; meredakan gejala kembung, nyeri perut akibat penimbunan gas pasca operasi. Untuk pemeriksaan endoskopi.

Kontra Indikasi : Pasien dengan gangguan ginjal

Dosis & Aturan Pakai : Tablet = 1-2 tablet, larutan = 1-2 sendok teh.

Larutan forte= 1-2 sendok teh.

Diberikan 4 kali sehari, 1 jam sesudah makan & sebelum tidur. Penggunaan tablet dengan cara dikunyah.

Efek Samping : Jarang terjadi (konstipasi, diare), hipofosfatemia (pemakaian jangka panjang).

Perhatian : Hiperkalsemia dapat terjadi pada pasien gagal ginjal yang mengkonsumsi > 4 gram/hari. Pasien dengan Clearance Creatinine < 30 ml/menit tidak boleh mengkonsumsi antasid yang mengandung magnesium karena ekskresi magnesium terganggu.

Interaksi antara Antasid dengan obat lain seperti suplemen yang mengandung besi, warfarin, digoksin, quinidin, isoniazid, ketokonazol, atau obat golongan fluoroquinolon dapat meningkatkan absorpsi dan ekskresi obat lain saat diberikan bersamaan. Untuk mencegahnya dilakukan pemisahan pemberian antasid dengan obat lain dengan selang waktu 2 jam.