Drs. H. Sukma Wijaya, MM (Bupati Sukabumi), melakukan promosi penggunaan kondom sebagai alat kontrasepsi dan pencegahan penyakit Infeksi menular seksual kepada masyarakat yang datang di Salabintana pada hari rabu tanggal 31 Januari 2007. Promosi ini dilakukan untuk meningkatkan kesertaan pria dalam ber KB yang didasarkan dengan masih rendahnya angka peserta KB pria di Kabupaten Sukabumi. Kondom sebagai alat kontrasepsi yang murah, praktis pemakaiannya dan mudah mendapatkannya diharapkan oleh Bupati akan menjadi alat kontrasepsi pilihan bagi Pasangan Usia Subur (PUS) yang telah mengerti bahwa KB dan Kesehatan Reproduksi merupakan tanggung jawab suami dan isteri.
Hadir pada promosi kondom tersebut Dr. Sugiri Syarief,MPA Kepala BKKBN Pusat, Dr. Siswanto Agus Wilopo Deputi Bidang KB BKKBN Pusat, Sudibyo Alimoeso Sestama BKKBN dan Jajaran Pemda Kabupaten Sukabumi dan Kepala BKKBN Jawa Barat. Pelaksanaan ini dilakukan pada waktu peninjauan lapangan pelayanan KB yang bertepatan dengan pelaksanaan penutupan bhakti IBI tahun 2006 dan pencanangan bhakti IBI tahun 2007. Pada kesempatan itu Bapak Sukma Wijaya membagi-bagikan kondom kepada mayarakatnya yang hadir ditempat pelayanan KB tersebut. Kondom sangat tepat digunakan bagi pasangan yang baru menikah yang ingin menunda kehamilannya untuk itu beliau minta agar kondom mudah diperoleh dengan harga murah. Promosi kondom dilakukan bertepatan dengan launching toples kondom di Kabupaten Sukabumi sekaligus menjawab keinginan Bupati tersebut.
Toples kondom di Kabupaten Sukabumi direncanakan akan ditempatkan di bidan praktek swasta dan dapat diambil secara gratis. Hal ini dimaksudkan agar bila ada pasangan suami isteri yang datang untuk memeriksakan kandungan maupun isteri akan memakai alat kontrasepsi seperti pil, suntik dan IUD, maka kepada suami dapat diberikan pilihan cara KB pria dan diharapkan merekan memperoleh informasi mengenai efektifitas dan manfaat dari kondom.
Kondom sangat efektif bila dipakai secara benar setiap kali berhubungan seksual, dan manfaat yang dapat diperoleh antara lain dapat membantu terjadinya ejakulasi dini dan pencegahan penularan IMS yang disebabkan oleh jamur, bakteri dan masalah kebersihan (hygienist).
Dengan pemberian informasi yang lengkap mengenai efektifitas dan berbagai macam manfaat yang dimiliki oleh kondom, maka kondom diharapkan menjadi pilihan alat kontrasepsi yang praktis dan mudah digunakan. Para suami yang menjadi sasaran pengguna kondom akan mudah didapatkan karena mereka mengantar isteri ke bidan. Bidan dapat lebih mudah memberikan konseling KB dan Kesehatan Reproduksi bila baik suami dan isteri ikut serta. Mudahnya akses untuk memperoleh kondom bagi PUS yang membutuhkan akan makin memberikan semangat untuk menggunakan kondom sebagai alat kontrasepsi.
Adapun tempat-tempat untuk mendapatkan kondom adalah :
- Pos Alat Keluarga Berencana Desa ( PAKBD ), Pembantu Pembina Keluarga Berencana Desa ( PPKBD ), Tim Keluarga Berencana Keliling ( TKBK ).
- Rumah sakit, Puskesmas, klinik KB
- Apotik
- Dokter/Bidan swasta
- Vending Machine
- Toples kondom.
Dengan adanya sosialisasi kondom yang dicanangkan langsung oleh Tokoh masyarakat seperti yang dilakukan oleh Bupati Sukabumi, diharapkan daerah-daerah yang lain akan terdorong untuk mengikuti langkah yang telah dipelopori oleh Bupati sukabumi. Hasil sosialisasi yang diharapkan adalah meningkatnya peserta KB Pria.
Pada peninjauan lapangan tersebut, Bapak Bupati kesempatan melihat pelayanan kontap pria (vasektomi) di Kabupaten Sukabumi diikuti oleh 18 orang dan mengingatkan mereka untuk tidak lupa menggunakan kondom selama 3 bulan atau selama 20- 25 kali ejakulasi setelah pelayanan kontap pria ini.
Bupati Sukabumi, Drs. H. Sukma Wijaya, MM juga menyatakan bahwa sukabumi masih memerlukan sekitar 127 orang bidan desa untuk melayani kebutuhan masyarakat Kabupaten Sukabumi yang jumlahnya semakin bertambah sehingga setiap desa mempunyai bidan. Upaya yang telah dilakukan adalah Pemda menyediakan bea siswa mereka yang ingin melanjutkan pendidikan bidan dengan syarat mereka mau ditempatkan di desa. Hal ini disampaikan dalam pidato beliau dalam rangka pelaksanaan penutupan bhakti IBI tahun 2006 dan pencanangan bhakti IBI tahun 2007 serta kunjungan Kepala BKKBN Pusat ke Kabupaten Sukabumi tanggal 30-31 Januari 2007.
Kebutuhan akan tenaga bidan dirasakan mendesak karena dengan kurang tersedianya bidan maka banyak masyarakat yang tidak dapat terlayani kebutuhannya akan alat kontrasepsi seperti kondom, pil, suntik dan IUD sekaligus meningkatkan cakupan pelayanan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan. Pemenuhan rasio bidan per desa ini diharapkan akan memberikan dampak penurunan angka kematian ibu melahirkan (MMR) di Kabupaten Sukabumi.