PEMANTAUAN JANIN

Posted by Anonymous

Ditulis pada April 3, 2008 oleh harnawatiaj
Pemantauan Janin (Fetal Monitoring)
Kuliah Obstetri Ginekologi
dr. Handaya / dr. Bambang Karsono / Prof.dr. Gulardi H. Wiknjosastro
KESEJAHTERAAN JANIN
Artinya : janin dalam keadaan hidup, sehat, tidak sakit, selamat, terbebas dari ancaman.
Janin mungkin saja berada dalam keadaan hidup sehat dan tidak sakit, TETAPI berada dalam keadaan yang mengancam atau membahayakan, misalnya : pada ibu yang mengalami penyakit / kelainan tertentu seperti pre-eklampsia.

PEMANTAUAN JANIN (Fetal Monitoring)
Mengawasi, menyelidiki, menentukan, apakah janin berada dalam keadaan sakit atau tidak, serta apakah ada keadaan yang mungkin mempengaruhinya.
Tujuan pemantauan janin
Untuk deteksi dini ada/tidaknya faktor-faktor risiko kematian perinatal tersebut (hipoksia/asfiksia, gangguan pertumbuhan, cacat bawaan, infeksi).
CARA-CARA PEMANTAUAN KESEJAHTERAAN JANIN
Perkiraan pertumbuhan janin dari tinggi fundus uteri terhadap usia kehamilan
Syarat pemeriksaan tinggi fundus : vesika urinaria dan rektum idealnya dalam keadaan kosong (jika tidak, pengaruh bisa sampai + 3 cm). Diukur dengan pasien keadaan telentang, pada keadaan uterus tidak kontraksi, dari tepi atas simfisis sampai fundus.
Untuk memperkirakan ada tidaknya gangguan pertumbuhan (apakah pertumbuhan janin termasuk kecil atau sesuai atau besar terhadap usia kehamilannya).
Contoh : ibu dengan diabetes mellitus atau obesitas, risiko janin besar.
Jika ada gangguan pertumbuhan kecil, pikirkan kemungkinan hipoksia kronis sehingga oksigenasi janin terganggu.
Jika tinggi fundus lebih daripada kalibrasi usia kehamilan, pikirkan kemungkinan diagnosis banding : kehamilan multipel, tumor, hidrosefalus, bayi besar, hidramnion.
Jika tinggi fundus kurang daripada kalibrasi usia kehamilan, pikirkan kemungkinan diagnosis banding : oligohidramnion, pertumbuhan janin terhambat, ketuban pecah dan sebagainya.
Perkiraan berat janin dengan rumus Johnson Tossec.
Auskultasi denyut jantung janin
Dengan alat Laennec atau Doppler, atau dengan CTG/cardiotokografi (electronic fetal heart monitoring).
Ideal perhitungan frekuensi jantung dilakukan 1 menit penuh.
Jika ada alat CTG, bisa direkam untuk 10 menit. Normal frekuensi denyut 120-160 kali per menit, meningkat pada saat kontraksi.
Batasan waktu untuk menilai bradikardi : frekuensi denyut jantung di bawah normal selama lebih dari 2 menit.
Batasan waktu untuk menilai akselerasi : peningkatan frekuensi denyut jantung di atas 15 denyut per menit selama kurang dari 2 menit.
Batasan waktu untuk menilai takikardi : frekuensi denyut jantung di atas normal selama lebih dari 2 menit.
Pemeriksaan normal / baik : waktu relaksasi frekuensi jantung normal, waktu kontraksi terjadi takikardia
Tanda hipoksia akut : waktu relaksasi dan kontraksi bradikardia
Tanda hipoksia kronik : waktu relaksasi normal, waktu kontraksi bradikardia
Jika ada infeksi intra partum : fetal takikardi.
Jika ada gawat janin : fetal bradikardi
Ultrasonografi (USG)
Ideal untuk pemeriksaan pada trimester pertama sampai ketiga. Jika memungkinkan, ibu hamil sangat dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan USG.
USG dapat menilai :
1. kantong gestasi : jumlah, ukuran, lokasi, bentuk, keadaan
2. janin : hidup / mati, jumlah, presentasi, perkiraan usia gestasi melalui biometri janin (gambar), pertumbuhan, kelainan bawaan, dan sebagainya.
Gambar : Perkiraan usia gestasi melalui pemeriksaan biometri janin.
Pada trimester pertama, parameter yang dipakai adalah jarak puncak kepala sampai bokong (CRL - crown-rump length). Pada trimester kedua dan ketiga, parameter yang dipakai di antaranya adalah diameter biparietal kepala (BPD - biparietal diameter), lingkar perut (AC - abdominal circumference - tidak ada dalam gambar) dan panjang tulang femur (FL - femur length).
3. tali pusat : jumlah pembuluh darah, sirkulasi (dengan Doppler dapat menilai FDJP/ Fungsi Dinamik Janin Plasenta - SDAU/ Sirkulasi Darah Arteri Umbilikalis - gambar)
4. membran / cairan amnion : keadaan, jumlah
5. plasenta : lokasi, jumlah, ukuran, maturasi, insersi
6. keadaan patologik : kehamilan ektopik, mola hidatidosa, tumor, inkompetensia serviks, dan sebagainya. dapat juga untuk membantu tindakan khusus : amniocentesis, fetoskopi, transfusi intrauterin, biopsi villi korialis
Pemantauan aktifitas / gerakan janin
Dapat secara subjektif (ditanyakan kepada ibu), atau objektif (palpasi atau dengan USG).
Janin normal, tidak ada hipoksia, akan aktif bergerak.
Normal gerakan janin dirasakan oleh ibu sebanyak lebih dari 10 kali per hari (pada usia di atas 32 minggu).
Dalam kehidupan janin intrauterin, sebagian besar oksigen hanya dibutuhkan oleh otak dan jantung (refleks redistribusi).
Jika janin tidak bergerak, pikirkan kemungkinan diagnosis banding : “tidur”, atau hipoksia.
Pengamatan mekoneum dan cairan ketuban
Caranya dengan amniocentesis atau amnioskopi.
Pada keadaan normal otot sfingter ani janin berkontraksi, mekoneum tidak keluar, tidak bercampur dengan cairan ketuban sehingga cairan ketuban tetap jernih.
Pada hipoksia akut, terjadi hiperperistaltik otot-otot tubuh janin, tetapi terjadi juga relaksasi sfingter ani sehingga mekoneum akan keluar dan bercampur dengan cairan ketuban, menyebabkan warna kehijauan.
Pada infeksi, terjadi juga koloni kuman dalam selaput dan cairan ketuban (korioamnionitis), menyebabkan juga warna keruh atau kehijauan.
Pemeriksaan rasio lecithin/sphyngomyelin (L/S ratio) pada cairan ketuban dapat untuk menilai prediksi pematangan paru janin (pembentukan surfaktan).
Pengamatan hormon yang diproduksi oleh plasenta
Estriol dan Human Placental Lactogen (HPL) adalah hormon plasenta spesifik yang dapat diperiksa kadarnya pada darah ibu, untuk menilai fungsi plasenta.
Jika abnormal, berarti terjadi gangguan fungsi plasenta dan berakibat risiko pertumbuhan janin terhambat sampai kematian janin.
Namun pemeriksaan ini makan waktu lama, bisa terlambat bertindak kalau menunggu hasilnya.
Pemeriksaan darah dan analisis gas darah janin
Pengambilan sampel darah bisa dari tali pusat (umbilical cord blood sampling), atau dari kulit kepala janin (fetal scalp blood sampling).
Pada janin dengan hipoksia, terjadi asidosis.
Kardiotokografi (CTG)
Menggunakan dua elektrode yang dipasang pada fundus (untuk menilai aktifitas uterus) dan pada lokasi punctum maximum denyut jantung janin pada perut ibu.
Dapat menilai aktifitas jantung janin pada saat his / kontraksi maupun pada saat di luar his / kontraksi. Menilai juga hubungan antara denyut jantung dan tekanan intrauterin.
Janin normal : pada saat kontraksi : jika frekuensi denyut jantung tetap normal atau meningkat dalam batas normal, berarti cadangan oksigen janin baik (tidak ada hipoksia).
Pada janin hipoksia : tidak ada akselerasi, pada saat kontraksi justru terjadi deselerasi / perlambatan, setelah kontraksi kemudian mulai menghilang (tanda insufisiensi plasenta).
Jika ada deselerasi dini : dalam batas normal, observasi. Kemungkinan akibat turunnya kepala, atau refleks vasovagal.
Jika ada deselerasi lambat : indikasi untuk terminasi segera.
Jika ada deselerasi variabel (seperti deselerasi dini tetapi ekstrim), hal ini merupakan tanda keadaan patologis misalnya akibat kompresi pada tali pusat (oligohidramnion, lilitan tali pusat, dan sebagainya). Juga indikasi untuk terminasi segera.
Batasan waktu untuk menilai deselerasi : tidak ada.
Seharusnya penilaian ideal sampai waktu 20 menit, tapi dalam praktek, kalau menunggu lebih lama pada keadaan hipoksia atau gawat janin akan makin memperburuk prognosis.
Kalau grafik denyut datar terus : keadaan janin non-reaktif.
Uji dengan bel (”klakson”…ngooook), normal frekuensi denyut jantung akan meningkat.
CTG bisa digunakan untuk menilai fungsi kompensasi jantung janin terhadap stress fisiologik, dengan cara : Non Stress Test (NST), Oxytocyn Challenge Test (OCT), dan sebagainya.