Kalbefarma - Foto rontgen torak dapat digunakan untuk menentukan penyakit flu burung pada manusia, sehingga dapat membantu menentukan ketahanan hidup dari penderitanya, dilaporkan dari hasil penyelidikan tim dari Universitas Oxford. Dari hasil penemuan ini pasien dianjurkan untuk melakukan rontgen apabila curiga menderita penyakit tersebut, sehingga dari hasil yang didapatkan, pasien dengan cepat mendapat penanganan yang dini, hal ini berguna untuk meningkatkan harapan hidup penderitanya.
Pada foto rontgen torak penderita flu burung, menunjukkan banyak gejala yang abnormal yaitu akan didapatkan tanda konsolidasi multifokal, yang berarti menunjukkan adanya nanah (pus) dan tanda-tanda infeksi, sedangkan pada pasiennya menunjukkan gejala demam dan batuk, dikatakan Nagmi Qureshi, F.R.C.R, seorang ahli radiologi dari Universitas Oxford, Inggris. Dari hasil temuan ini foto rontgen torak dapat digunakan untuk memprediksi risiko kematian dari penderitanya.
Tim peneliti mempelajari 98 foto torak dari 14 pasien yang positif menderita flu burung dari Rumah Sakit Ho Chi Minh, Vietnam. Mereka mempelajari ciri-ciri foto torak yang ditemui, yang menunjukkan adanya infeksi di paru-parunya, kemudian mereka menghubungkan antara foto rontgen tersebut dengan risiko kematian dari penderitanya. Dari sejumlah 14 penderita yang diteliti, 9 diantaranya meninggal dan 5 tetap bertahan hidup.
Tiga dari lima penderita yang bertahan hidup selanjutkan dilakukan penelitian menggunakan computed tomography (CT) setelah pasien tersebut sembuh. Gambaran CT tersebut menunjukkan bahwa meskipun pasien tersebut telah sembuh dari penyakit gangguan pernafasannya, namun gambaran abnormal dari paru-parunya menetap (persisten), yaitu menunjukkan adanya scar jaringan.
Dr. Qureshi mengatakan bahwa gambaran rontgen torak ini mirip dengan gambaran rontgen torak penderita Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS), yaitu sama-sama terlihat adanya akumulasi multipel dari infeksi di paru, pada penderita flu burung dan SARS.
Namun terdapat tambahan tanda abnormalitas yang ditemukan pada pasien flu burung yaitu adanya cairan disekitar atau menutupi ruangan di paru, pembesaran kelenjar lymph dan pembentukan kavitas di jaringan paru, yang tidak ditemukan pada pasien SARS.
Virus influenza yang menyebabkan flu burung ini sangat tidak stabil dan mudah mengalami mutasi. Meskipun awalnya menyerang unggas, para ahli mengatakan bahwa virus ini dapat mengalami mutasi dan menularkan ke manusia, sampai dapat menimbulkan pandemi. Virus flu burung ini merupakan suatu bentuk baru yang tipe nya berbeda dengan virus influenza lainnya.