Showing posts with label farmasi. Show all posts
Showing posts with label farmasi. Show all posts

BIOAVAILABILITAS DAN BIOEKIVALENSI

Posted by Anonymous

ISTILAH :
Bioavailabilitas ( Ketersediaan hayati ):
Kecepatan (rate) dan Banyak (extent) obat diabsorpsi dari produk obat menjadi tersedia pada tempat aksinya.
Bioekuivalensi :
Perbandingan bioavailabilitas formulasi dan produk obat yang berbeda atau batch yang berbeda untuk produk obat yang sama

ISTILAH
Bioequivalence requirement. A requirement imposed by FDA for in vitro and/or in vivo testing of specified drug products, which must be satisfied as condition for marketing.
Bioequivalence drug products. This term describes pharmaceutical equivalent or pharmaceutical that display comparable bioavailability when studied under similar experimental conditions.
Pharmaceutical alternatives. Drug products that contain the same therapeutic moiety but as different salts, esters, or complexes.
Pharmaceutical equivalents. Drug products in identical dosage forms that contain the same active ingredients), are the same dosage form, use the same route administration, are identical in strength or concentration.
Pharmaceutical substitution. The process of dispensing a pharmaceutical alternative for prescribed drug product.

ISTILAH
Therapeutic alternative. Drugs products containing different active ingredients that are indicated for the same therapeutic or clinical objectives.
Therapeutic equivalent. Drugs products are considered to be therapeutic equivalent only if they are pharmaceutical equivalent and they can be expected to have the same clinical effect and safety profile when administered to patients under the conditions specified in the labeling.
Therapeutic substitution. The process of dispensing a therapeutic alternative in place of the prescribed drug product.

Prinsip Dasar Penelitian Bioavailability

Menentukan rancangan percobaan
Seleksi subyek penelitian
Pemilihan sampel
Penentuan metode analisis kadar
Penentuan dosis pemberian
Penentuan banyaknya dan lama pengambilan sampel
Analisis hasil dan evaluasi
More aboutBIOAVAILABILITAS DAN BIOEKIVALENSI

Suspensi

Posted by Anonymous

Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus dan tidak larut, terdispersi dalam cairan pembawa. Syarat suspensi adalah tidak cepat mengendap, bila digojog terdispersi kembali.

keterangan lebih lanjut tentang suspensi pada bidang farmasi dapat anda download disini :
http://www.ziddu.com/download.php?uid=bKqfl5inZa%2BeluKnZKqhkZSqYauZm5qu4
More aboutSuspensi

Gagal Jantung Kongestif

Posted by Anonymous

“SUATU SINDROM YANG DAPAT MELIBATKAN VENTRIKEL KANAN ATAUPUN KIRI ATAUPUN KEDUA-DUANYA”
Gejala Klinik
Takhikardia, Sesak Nafas, Penurunan Toleransi Gerak Oedema Perifer dan Oedema Paru, Cardiomegali.

silahkan anda download disini, untu menambah perpustakaan pengetahuan anda!!
http://www.ziddu.com/download.php?uid=YqqZm5qtZ7GemZTzY6qZnJGlZqeZnZ2qYg%3D%3D1
More aboutGagal Jantung Kongestif

PENATALAKSANAAN DIIT PADA ANAK DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)

Posted by Anonymous

Oleh :Sri Kinetika Marhaeni, SST


ISPA adalah infeksi primer naso faring dan hidung yang sering mengenai bayi dan akan-anak

Penyebab Penyakit ISPA adalah Virus. Masa menular beberapa jam setelah gejala timbul 1-2 hari sesudah gejala hilang. Komplikasi timbul akibat invasi sekunder bakteri patogeni seperti pneumokokus, streptokokus, haemofilus influenza atau stafilokokus.
FAKTOR PENCETUS:

  • KELELAHAN
  • GIZI BURUK
  • ANEMIA
  • KEDINGINAN
GEJALA YANG DITIMBULKAN:
  • Batuk
  • Pilek
  • Bersin-bersin
  • Anoreksia
  • Demam
  • Mengik
  • Ronkhi basah
  • Nyeri otot
  • Pusing
  • Suara Parau
Perhitungan berat badan ideal:

BBI = 2n + 8 ; n = Umur dalam tahun

status berat badan= BBA/BBI x100%

Kurang 90% = status gizi kurang
90 – 110% = normal
110 – 120% = over weight
Lebih 120% = Obesitas

PENATALAKSANAAN DIIT
Diit yang diberikan pada penderita ISPA adalah diit tinggi kalori tinggi protein.
Tujuan
Memberikan makanan lebih banyak dari pada keadaan biasa untuk memenuhi kebutuhan energi dan protein yang meningkat.
Mencegah dan mengurangi kerusakan jaringan tubuh.
Menambah berat badan hingga mencapai normal.

SYARAT-SYARAT
Tinggi energi dengan diberikan secara bertahap mulai dari 50 sampai 150 kkal/Kg BB untuk memenui kebutuhan tubuh yang meningkat.
Tinggi protein 2,5 – 4 gram/Kg BB untuk memperbaiki jaringan yang rusak dan mempercepat penyembuhan.
Cukup vitamin dan mineral.
Mudah cerna
Diberikan secara bertahap bila penyakit dalam keadaan berat.
Pemberian dengan porsi kecil tapi sering
Makanan yang dapat mengurangi nafsu makan seperti kue yang manis dan gurih tidak diberikan dekat sebelum makan.

CARA PEMBERIAN
Porsi makanan biasa di tambah dengan makanan pokok lauk pauk dan susu.
Berikan makanan dengan porsi kecil dan sering (setiap 2 jam sekali).
Bentuk makanan disesuaikan kemampuan penderita.
Makanan tidak merangsang.
Menu menarik dan variatif
Ciptakan suasana yang menyenangkan
Berikan makanan dengan penuh kesabaran
Jumlah energi untuk diit TKTP berkisar 1700 sampai 2500 kalori dengan protein 60-93 gram untuk sehari.

CONTOH MENU
Pagi : Nasi tim
Omelet telur
Tempe bacem
Ca sayuran
Susu
Jam 10.00 Kacang Hijau

Siang : Nasi tim
Bestik bola daging
Sup tahu & sayuran
Buah
Jam 16.00 Puding susu
Sore : Nasi Tim
Semur hati ayam
Sate tempe
Sayur bening
Buah

Jam 21.00 Susu
Biskuit

MAKANAN YANG HARUS DIBATASI
Makanan yang terlalu berbumbu seperti kue-kue manis dan goreng-gorengan
Makanan yang merangsang seperti ; krupuk pedas dan makanan ringan lainnya
Sayuran mentah seperti kol, sawi dsb.
Buah yang bergas seperti nangka, durian dan sebagainya.
More aboutPENATALAKSANAAN DIIT PADA ANAK DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)

Komunikasi dan Edukasi Obat

Posted by Anonymous

Komunikasi dan Edukasi Obat
Verbal and Non verbal Communication
Barrier Communication
Empathy Listening


Komunikasi
Komponennya :
1. The Sender
2. The Message
3. The Receiver
4. Feedback
5. Barriers
Nonverbal vs verbal Communication
Komunikasi nonverbal : melibatkan kebiasaan, respon psikologis dan interaksi sosial
Behavioral scientist : that 55-95% of all that we communicate can be attributed to nonverbal sources

Element of Nonverbal Communication
Kinesics (Body Movement)
: Posisi lengan, kaki, kepala, wajah
: Kontak mata
: Relaxed posture
intinya adalah:"Bagaimana sebaiknya ‘tingkah’ kita di hadapan pasien/konsumen? "

Element of Nonverbal Communication (2)
Environmental Nonverbal Factors
: a private consulting area
: the colors used in the pharmacy’s décor
: the lighting
: the use of space
intinya adalah:"desain ruang/counter resep"

Element of Nonverbal Communication (3)
Distracting Nonverbal Communication
: Kontak mata dengan pasien
: Ekspresi wajah
: Posisi tubuh
: Tone of voice (Pilihan kata)
intinya adalah:"gunakan bahasa yang berempati"

"Yang perlu diperhatikan:
Satu komunikasi non verbal (gerak tubuh, dll) bisa berarti banyak
Jangan terlalu cepat menafsirkan bahasa nonverbal seseorang/pasien"

Contoh kasus :
During his first externship experience in a community pharmacy, a pharmacy student, Jane, was assigned the task of receiving new prescriptions from patients. Jane wanted to the patients and was looking forward to the opportunity of talking with them about their problem. One day Mr. Stevens approached the prescription counter to have his prescription for levodopa refilled.
Lanjutan…
Jane, who did not realize that Mr. Stevens had Parkinson’s disease, noticed that his hands were shaking a lot and comment, “Oh, I see you are a bit nervous today, Mr.? What’s the matter ?”.
Jane observed a nonverbal message (rapid hand movement) from Mr. Stevens and assigned a wrong meaning to it.
Barrier Communication
Environmental barriers
Personal barriers
Patient barriers
Administrative and Financial barriers
Time barriers
Environmental barrier
Counter resep yg terlalu tinggi --. Memisahkan pasien – farmasis
Crowded, noisy prescription area
>>>> privasi
Kehadiran staf apotek lain di antara farmasis - pasien
Personal barriers
Karakteristik seseorang
Tdk PD
Derajat sosial
Keterbukaan pasien utk sharing problem
Budaya (cross cultural)
Ketakutan pada situasi sensitif  pasien kanker, ketergantungan obat
Persepsi bhw komunikasi dg px adl hal yg tdk penting
Patient Barriers
Ketidakpercayaan px pd farmasis
Persepsi px ttg kondisi kesehatannya
More aboutKomunikasi dan Edukasi Obat

INKOMPATIBILITAS

Posted by Anonymous

1. INKOMPATIBILITAS KIMIA

Reaksi pengendapan
Reaksi asam basa
Reaksi redoks
Reaksi perubahan warna

2. INKOMPATIBILITAS FISIKA
Immiscibility (tidak campur)
Insolubility (tidak larut)
Praecipitation (pengendapan)
Liquefaction (pelelehan)
Solidification (pembentukan gel)

PENGATASAN

Modifikasi urutan pencampuran
Penambahan bahan pelarut
Memperbesar volume
Pembuatan Emulsi
Pembuatan suspensi
Penambahan/ pengurangan bahan
Pemisahan bahan obat
More aboutINKOMPATIBILITAS

FARMASETIKA

Posted by Anonymous

Background: membicarakan inkompatibilitas dan interaksi obat
Kompetensi: mampu mendeteksi dan mengoreksi inkomp dan interaksi obat dlm resep.

neh merupakan bahan kuliah FARMASETIKA 2, jadi......
bagi temen2 yang ingin mengetahui secara terperinci, silahkan download disini:
http://www.ziddu.com/download.php?uid=YrKanZusZa6dmpitr6yZlJyiYa%2BWlZen1

makasih ya......???
More aboutFARMASETIKA

FLUIDITAS SERBUK/GRANUL

Posted by Anonymous

FORMULASI DANTEKNOLOGI SEDIAAN PADAT

SERBUK adalah:
  • Terdiri dari sekumpulan partikel.
  • Didalam kesatuannya tiap partikel cenderung untuk bergulir kebawah sesuai dengan gaya beratnya.
  • Gerakan partikel dihambat oleh friksi antar partikel, atau friksi antara partikel dengan dinding hopper.

Serbuk bukan merupakan massa yang kontinyu, tetapi berupa kumpulan partikel yang terpisah.
SIFAT ALIR / FLUIDITAS SERBUK TIDAK DAPAT DINILAI ATAS KARAKTER INDIVIDUAL PARTIKEL.

Parameter fluiditas serbuk selalu bersifat empiris dan tidak merupakan suatu harga pasti yang dapat dihitung dari persamaan matematis yang dijabarkan dari sifat individual partikel.

agar temen2 lebih dapat memahami.....
download here.........
http://www.ziddu.com/download.php?uid=cq6alJencLCbnJisa%2FiblJStZqqekZWoaw%3
More aboutFLUIDITAS SERBUK/GRANUL

Bakteri Patogen

Posted by Anonymous

Morfologi :

Diplokokkus Gram Negatif, diameter 0,8 µm
Non motil, tak membentuk spora

lIdentifikasi :

Pada media kaya (MH, Thayer Martin) : koloni mukoid cembung, mengkilat, menonjol, diameter 1-5 mm.
warna koloni transparan atau kekuning2an.

don't worry be happy..........
klo blom jelas?? ato masih pusing.....
silahkan anda download disini:
http://www.ziddu.com/download.php?uid=aK6ZmpSuarObluKnZaqhkZSqYqucl5Wu5
More aboutBakteri Patogen

FISIOLOGI DAN PATOLOGIS MAKHLUK HIDUP

Posted by Anonymous

1. Fisiologi Mahluk Hidup

a. Berat badan

· 1 ml CCl4 diberikan secara oral dengan dosis berulang, pada orang kurus ketoksikan tidak berefek terlalu besar, sedangkan pada orang gemuk pemberian terakhir memberikan ketoksikan yang fatal/nefrotoksik.

-> Hal ini dikarenakan pada orang gemuk mempunyai kadar lipid yang besar sehingga dengan pemberian dosis berulang CCl4 yang bersifat lipofil akan berikatan dengan timbunan lipid yang menyebabkan pada pemberian semakin lama kadar obat akan tertimbun dan adanya akumulasi (kesetimbangan balik) maka akan terurai kembali, dan menyebabkan kadar ketoksikan besar, yang menyebabkan kemungkinan nefrotoksik.

b. Umur

· Kloramfenikol dosis sebesar 50 mg/kgBB diberikan pada bayi usia 1 atau 2 hari (neonatus), kadarnya di darah adalah 15μg/ml atau lebih selama selang waktu 48jam. Sebaliknya anak-anak berumur 1-11 tahun hanya mempertahankan kadar darah setinggi itu selama 12 jam.

-> Hal ini menunjukan pada neonatus ketoksikan kloramfenikol lebih besar dibanding pada anak usia 1-11 tahun, ini dikarenakan belum sempurnanya berbagai fungsi farmakokinetik tubuh, yakni fungsi biotransformasi hati, fungsi ekskresi ginjal dan kapasitas ikatan protein plasma, serta sawar darah-otak yang belum sempurna, sehingga bioavaibilitas obat lama dan menyebabkan terjadinya rawan ketoksikan. Selain itu, terdapatnya peningkatan sensitifitas reseptor terhadap beberapa obat yang menyebabkan terjadinya respon yang berlebih/efek toksik kloramfenikol pada neonatus tersebut.

c. Suhu tubuh

· Toksisitas digitalis dan striknin berkurang sementara toksisitas amfetamin bertambah.

-> Hal ini mennjukkan pengaruh perubahan tekanan barometric pada zat kimia tampaknya terutama oleh beubahnya tekanan oksigen, bukan karena efek tekanan secara langsung. Efek suhu terhadap besar dan lamanya respon tampaknya berhubungan dengan reaksi biokimia yang bergantun suhu, yang berperan dalam menimbulkan efek dan bio transformasi bahan kimia itu.

d. Kecepatan pengosongan lambung

Pada saat kita makan maka akan terjadi absorbsi obat yang sedikit, sedangakan jika lambung dalam keadaan kosong maka obat akan terabsorbsi secara menyeluruh ini dikarenakan fungsi makanan adalah untuk membantu supaya mengabsorsi obat sedikit demi sedikit sehingga sesuai dengan dosisnya

e. Kecepatan aliran darah

f. Status gizi

· Heksobarbital dan aminopirin mengalami detoksifikasi oleh enzim MFO yang menyebabkan ketoksikan lebih besar pada tikus dan mencit yang kekurangan nutrisi.

-> Hal ini dikarenakan adanya defisiensi asam-asam lemak esensial yang terkandung dalam nutrisi makanan, sehingga menekan aktifitas enzim MFO yang merupakan sistem oksidase fungsi campur mikrosom yang mengkatalis biotransformasi utama toksikan.

g. Kehamilan

· Tikus hamil lebih rentan terhadap aktifitas karsinogenik etilnitrosuria yang merupakan tumor ganas yang tampak berasal dari trofoblas yang dapat menyebabkan kematian secara cepat.

h. Jenis kelamin

· Heksobarbital menginduksi tidur lebih lama pada tikus betina daripada tikus jantan.

-> Hal ini menunjukan lama kerja heksobarbital yang lebih pendek pada tikus jantan daripada tikus betina, yang dikarenakan pada tikus jantan mempunyai lebih tingginya aktifitas enzim-enzim mikrosomal hati yang mengkatalis hidroksilasi zat kimia yang terkandung dalam heksobarbital, sehingga terjadinya ketoksikan lebih besar pada tikus betina daripada jantan.

i. Iramasir kardial

Ø Gas CO dan metana dapat menganggu ketersediaan oksigen sehingga proses metabolisme dan kerja jantung terganggu. Digoksin dapat meningkatkan kekuatan kontraksi miokardium yang dapat memacu tacikardi (cepatnya irama detak jantung). Dan jika berlebihan maka akan berakibat fibrilasi atrium atau ventrikel, yaitu kontaksi yang berlebihan tanpa diikuti pemompaan darah.

j. Diurnal

§ Logam Cd ++ menganggu proses reabsorbsi protein dari tubulus sehingga dapat menyebabkan proteinuria

§ Asam oksalat yang berasal dari metabolit etilen glikol dapat berubah menjadi Ca-Oksalat yang terlarut dalam tubulus sehingga menyebabkan nevrotoksik.



2. Patologis Mahluk Hidup

a. Penyakit saluran cerna

· Pemberian obat digoksin pada orang yang mempunyai penyakit diare/gastroenteritis, menyebabkan efek/respon obat digoksin tersebut menurun.

à Hal ini disebabkan adanya penurunan waktu transit obat dalam saluran cerna, sehingga waktu obat untuk melarut dan jumlah obat yang di absorbsi juga turun yang akan berpengaruh pada proses berikutnya. Oleh karena itu, efek obatpun menurun.

b. kardiovaskuler

· Pemberian obat lidokain pada orang yang mempunyai penyakit gagal ginjal, akan mengakibatkan intoksikasi/toksisitas.

à Hal ini dikarenakan, penyakit gagal jantung mengurangi volume distribusi obat dan alir darah ke hepar dan ginjal untuk eliminasi obat, sehingga kadar obat di dalam darah tinggi, yang akan menimbulkan efek yang berlebihan/efek toksik.

c. ginjal

· Pemberian obat digoksin pada orang yang mengalami gagal ginjal menyebabkan toksisitas yang tinggi.

à Hal ini dikarenakan dengan adanya penyakit ginjal akan mengurangi ekskresi obat aktif dan metabolitnya yang aktif sehingga akan meningkatkan kadarnya di dalam darah dan jaringan, sehingga efek yang ditimbulkan akan berlebih dan menimbulkan ketoksikan.

d. hati.

· Pemberian kloramfenikol dan niridazol pada penderita serosi akan menyebakan depresi sumsum tulang dan toksisitas SSP tinggi.

à Hal tersebut dikarenakan dengan adanya penyakit serosis menyebabkan berkurangnya metabolisme obat oleh hati dan sintesis protein oleh plasma sehingga akan meningkatkan kadar obat, terutama kadar bebasnya dalam darah dan jaringan. Akibatnya terjadi respon yang berlebih/efek toksik dari pemberian kloramfenikol. Selain itu, penyakit serosis ini dapat meningkatkan sesitivitas reseptor di otak terhadap obat niridazol, yang merupakan obat pendepresi SSP. Sehingga adanya kadar obat dalam darah yang terlalu tinggi menyebabkan efek toksisitas.
More aboutFISIOLOGI DAN PATOLOGIS MAKHLUK HIDUP